NPM: 118020502
Masjid yang terletak di
belakang pasar tepatnya yang berlokasi disebelah barat komplek alun-alun
Keraton Kanoman, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon itu punya makna dari
berbagai aspek. Mulai dari sejarah penyebaran ajaran islam, kebudayaan,
kesenian, makanan, tradisi, hingga arsitektur bangunan.
Masjid Keraton Kanoman ini menjadi saksi bisu perjalanan
panjang syiar ajaran islam di Jawa Barat. Masjid ini salah satu masjid
bersejarah yang ada di Nusantara hingga kini keberadaanya masih merawat tradisi
peninggalan leluhur.
Masjid Keraton Kanoman dibangun pada tahun 1930 M oleh
Sultan Raja Zulkarnain bersama Sultan Anom Raja Nurbuat. Masjid ini didominasi
oleh tiga warna yaitu putih, kuning, dan hijau. Ya, itulah yang menjadi warna
kejayaan Keraton Kanoman Cirebon. Arsitektur bangunannya juga seperti bangunan
khas Jawa atau joglo. Masjid ini jadi tempat pelaksana acara tradisi yang hinga
kini masih dilakukan seperti panjang jimat atau pembersihan pusaka keraton
kanoman. Masjid ini memiliki keunikan juga yaitu adanya keramik-keramik khas
tiongkok yang menempel didinding seperti yang ada di gerbang Masjid Keraton
Kanoman. Masjid Keraton Kanoman juga kerap dijadikan sebagai tempat
silaturahmi, perayaan tradisi, dan napak tilas para jamaah.
Masjid Keraton Kanoman juga terbuka untuk masyarakat umum
yang datang atau pengunjung yang lainnya yang ingin beribadah. Masjid ini juga
menyediakan perlengkapan sholat seperti mukenah, sajadah dan sarung. Suasana di
dalam masjid Keraton Kanoman Cirebon bangunannya seperti masih tempo dulu yang
saya liat waktu masuk ke dalam ketika ingin menunaikan ibadah sholat dzuhur
menurut saya masjid ini sangat berbeda dengan masjid-masjid lainnya. Yang
berbeda dengan masjid ini masih bisa mempertahankan tempo dulunya seperti
atapnya masih menggunakan rotan anyaman, lampu, piring-piring yang menempel
disetiap dinding, keramik dan lain-lain.
Setiap hari maulud masjid Keraton Kanoman ini selalu
ramai dan banyak didatangi oleh pengunjung karena ingin merayakan hari besar
nabi kita yaitu Nabi Muhammad SAW, pengunjung yang kesini banyak sekali yang
datang karena ingin merayakan hari kelahiran nabi. Tradisi muludan atau panjang
jimat yang dilakukan secara turun temurun tujuannya ingin menghormati dan
merayakan tanggal kelahiran nabi Muhammad banyak pula wisatawan yang dari
berbagai pelosok negri turut hadir untuk menyaksikan prosesi malam panjang
jimat. Tradisi yang turun menurun yang diwariskan oleh Syekh Syarif
Hidayatullah.
Ada empat saka atau tiang yang berada diruang utama
merupakan bangunan asli yang belum pernah diubah. Masjid kanoman juga memiliki
tempat wc umum yang bersih dan memiliki tempat wudhu yang terpisah antara
wanita dan laki-laki. Diluar latar masjid juga lumayan luas jadi kita bisa
beristirahat atau santai-santai sebentar ketika kita abis capek keliling
Keraton Kanomannya sambil menunggu adzan dan diluar juga adem tidak panas hehe.
Proses perkembangan bangunan masjid Keraton Kanoman sudah mengalami pemugaran
beberapa kali untuk menyesuaikan jamaah yang semakin bertambah didalam
masjidnya. Di dalam masjid Keraton Kanoman tidak terdapat pendingin udara
melainkan memakai kipas angin, walaupun masih memakai kipas angin tapi tetap
saja dingin dan sejuk serta nyaman untuk kita beribadah. Bagi kalian yang akan
datang atau berkunjung ke Keraton Kanoman ini, alangkah baiknya bisa sholat di
masjid Keraton Kanoman ini jika sedang berkunjung supaya kita bisa merasakan
nyamannya beribadah disini sembari melihat bangunannya yang masih tempo dulu
sekali.
0 Comments